Krisis multi dimensi yang menimpa Bangsa Indonesia dewasa ini; sesungguhnya merupakan cermin dari kegagalan bangsa ini membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Problema tersebut tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia. Selama ini sistem pendidikan nasional kita cenderung bersifat sekular. Dikotomi pendidikan telah lama berlangsung dan membentuk pola pikir masyarakat secara luas.
Pembagian pendidikan umum dan pendidikan agama, ilmu umum dan ilmu agama secara tidak langsung telah membentuk sikap serta perilaku masyarakat. Maka tidak mengherankan apabila output pendidikan menghasilkan manusia yang berpikir dan bertindak sekular pula dalam kehidupannya. Di satu sisi menghasilkan orang yang menguasai IPTEK tapi tidak mengenal agama, dan di sisi lain menghasilkan orang-orang shaleh tetapi tidak menguasai IPTEK.
Sementara itu, lembaga-lembaga pendidikan Islam belum mampu menunjukkan keunggulannya dalam menghasilkan manusia mukmin yang paripurna, yang mampu menempatkan dirinya sebagai Abdullah di hadapan Rabbnya dan mampu berperan sebagai khalifatullah dalam kehidupan masyarakatnya.
Lembaga pendidikan Islam dan pesantren, disadari juga mengalami keterlambatan dalam menyesuaikan diri dan memenuhi tantangan peradaban. Bahkan masih banyak lembaga pendidikan Islam yang masih dikelola secara tradisional. Akibatnya pesantren dan lembaga pendidikan Islam mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Kenyataan di atas, menyadarkan kepada para perintis Hidayatullah untuk menghadirkan sebuah lembaga pendidikan yang integral (tauhid) yang merupakan ciri khas Islam, dengan pengelolaan yang profesional. Dengan harapan mampu melahirkan insan kamil. Yaitu manusia yang mampu menempatkan diri sebagai Abdullah dan memerankan diri sebagai khalifah Allah dalam kehidupan.
Sejarah
Yayasan Hayatan Thayyibah Hidayatullah Bandung merupakan cabang dari Pasantren Hidayatullah Balikpapan Kalimantan Timur, yang dirintis oleh Ust. K.H. Abdullah Said. Sebagai cabang, Pesantren Hidayatuilah Bandung secara resmi didirikan pada tanggal 18 Maret 1991 bertempat di Jl. Melong, Karapitan Kota Bandung. Diawali oleh penugasan da’i Hidayatullah dari Surabaya, yaitu Ust. Drs. Ainur Rofiq.
Untuk memulai perintisannya, Beliau menjalin silaturrahim baik dengan warga sekitar maupun aktivis di kampus-kampus Perguruan Tinggi sekitar Kota Bandung. Dari hasil silaturrahim beliau, akhirnya bergabunglah beberapa aktivis untuk ikut serta merintis Pesantren Hidayatullah Bandung, antara lain: Ust. Abdullah Asgar, Ust. Ujang Sutisna, Ust. Dadang Kusmayadi, Ust. Agus Hidayat, dan Ust. Wisnu Pramudia.
Perkembangan
Sejak tahun 2010 Yayasan Hayatan Thayyibah Hidayatullah Bandung mulai merintis sekolah formal jenjang MTs dengan program unggulan Tahfizh al Qur’an. Perjalanan perintisan sekolah formal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak kendala, mulai dari sedikitnya jumlah santri, sarana penunjang yang masih sangat minim, juga keterbatasan tenaga pendidik baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Walaupun demikian, semua kendala diatas tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan cita-cita yang besar, yaitu mewujudkan miniatur peradaban islam.
Ada 4 poin penting yang menjadi pilar berdirinya lembaga pendidikan formal ini. Keempat poin itu adalah : a) Tahfizh Al Qur’an; bahwa setiap santri harus menjadi ahlul Qur’an, mereka adalah generasi rabbani yang siap menjalankan isi yang termaktub dalam kitab sucinya, b) MIPA; bahwa santri juga harus mempunyai bekal ilmu umum sehingga dia bisa bersaing di tengah-tengah masyarakat, c) Skill; bahwa setiap santri harus memiliki kemampuan/keahlian teknis di lapangan, dan d) Kekuatan fisik; bahwa setiap santri sebagai kader islam harus tahan banting, sehingga hal ini membutuhkan ketahanan fisik yang kuat..
Seiring dengan berjalannya waktu, kemudian santri semakin banyak, sarana pra sarana juga sedikit demi sedikit terbenahi, bahkan SDM pun setiap tahun terus berdatangan dengan kapasitas yang bermacam-macam. Alhamdulillah tahun 2013, kami meluluskan santri angkatan pertama dengan jumlah 14 orang santri, di tahun yang sama kami langsung membuka unit pendidikan jenjang MA dengan program Tahfizh al Qur’an.
Dengan pertolongan Allah, unit kegiatan di Pondok Pesantren Hidayatullah Bandung terus berkembang. Sampai saat ini sudah mengelola 2 kampus, Kampus 1 berlokasi di Kel. Padasuka Kec. Cimeunyan dan kampus 2 berlokasi di Kel. Sadu Kec. Soreang. Unit-unit kegiatannya antara lain, a) di Bidang pendidikan; PG-RA, MTs, MI, dan MA, b) di Bidang Ekonomi & Pendanaan; Sakinah Mart, usaha air minum isi ulang, dan Mitra Zakat BMH, c) di Bidang Dakwah; Pos Dai.